Sunday, May 3, 2015

Konstipasi Pada Kehamilan

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Kali ini pengen sharing tentang konstipasi pada saya ibu hamil. Jadi sejak 2 minggu yang lalu saya sering konstipasi. Awalnya sih dipikir kurang minum, tapi kok setelah banyak minum suka muncul lagi. Jadi deh kemarin browsing-browsing jurnal tentang konstipasi pada kehamilan dan saya rangkum di blog ini.

Konstipasi secara umumnya dikenal sebagai berkurangnya frekuensi BAB (biasanya <3x seminggu) dengan feses/kotoran yang keras dan sulit dikeluarkan. Terdapat pula upaya mengejan yang lebih untuk dapat mengeluarkannya. Beberapa kasus dapat menyebabkan fissura ani (lecet akibat peregangan dubur) bahkan hemorrhoid/wasir.

Fisiologi ibu hamil
11-38% wanita hamil ternyata mengalami konstipasi. Saya jadi gak berasa sendiri, hihi. Ibu hamil memiliki kadar hormon progesteron yang tinggi. Hormon ini memberi efek relaksasi pada otot polos usus yang menyebabkan pergerakan sisa makanan di dalam usus menjadi lambat. Akibatnya, transit time di usus makin lama dan makin banyak kadar air yang diserap. 

Selain itu, menurunnya aktivitas fisik ibu hamil, posisi berdiri yang kurang tepat, dan penggunaan vitamin zat besi juga turut memperberat konstipasi.

Posisi berdiri yang kurang tepat dapat memperberat konstipasi


Jadi bagaimana penanganannya?
  1. Segera ke toilet saat muncul rasa ingin BAB, jangan ditunda.
  2. Minum air putih yang banyak, minimal 7-8 gelas sehari. Jangan lupa bawa bekal saat moms sedang bekerja / beraktivitas di luar rumah. Hindari kopi, teh, soda, dan minuman energi.
  3. Konsumsi banyak serat: sayur, buah, agar, jelly, gandum, sereal.
  4. Aktivitas fisik ringan yang rutin. Hindari olahraga ekstrim yaa spt angkat berat, menyelam, dan olahraga/senam dengan posisi terlungkup.
  5. Jangan sering bungkuk dan membusungkan perut (lihat penjelasan gambar)
  6. Mengganti/menghentikan suplemen zat besi dengan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Penanganan lanjutan
Keempat hal di atas terkadang tidak selalu efektif, sehingga langkah keduanya adalah dengan penggunaan laksatif/pencahar ringan.

Semua laksatif termasuk aman penggunaannya untuk ibu hamil, dengan catatan tidak digunakan dalam jangka waktu lama. Pilihan pertama laksatif untuk ibu hamil jatuh kepada bulk-forming agent dan laksatif osmotik. Contoh produk dari kedua golongan tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah. Produk dari golongan lainnya sengaja gak saya kasih contohya, dengan maksud apabila keluhan berlanjut dapat segera dikonsultasikan ke dokter ;)

Jenis laksatif

By the way, informasi di atas tetap tidak akan menggantikan pemeriksaan fisik profesional oleh seorang dokter. Jika keluhan konstipasi masih berlangsung, segera hubungi saya dokter anda ya...

Have a nice pregnancy moms :)




3 comments: